IMPLEMENTASI ETIKA
BISNIS PADA PT. PENDAWA POLYSINDO PERKASA
Kelompok: 1 (satu)
Nama Kelompok:
Afrian Wijaya (10216285)
Laila Siti Khodijah (13216989)
Rafi fauzan (15216942)
Rifqi Arif (16216394)
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
1.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan 5
prespektif etika dalam hubungannya dengan pemasok?
2. Bagaimana
sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan 5
prespektif etika dalam hubungannya dengan konsumen?
3. Bagaimana
sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan 5
prespektif etika dalam hubungannya dengan karyawan?
2.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan
5 prespektif etika dalam hubungannya dengan pemasok.
2. Untuk
mengetahui sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan
5 prespektif etika dalam hubungannya dengan konsumen.
3. Untuk
mengetahui sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan
5 prespektif etika dalam hubungannya dengan karyawan.
3.
Pendekatan
teori
5 prespektif
etika bisnis :
1.Etika
Evolusionisme
Etika
Evolusionisme adalah suatu konsep yang merupakan hasil dari suatu evolusi
(Sunoko, 1992). Salah satu penggagas terkenal yaitu Herbert Spencer mengatakan
bahwa manusia hanya mampu mengenal suatu gejala, walaupun dibelakang
gejalagejala tersebut terdapat suatu dasar yang absolut sehingga suatu etika
yang berkembang di suatu tempat merupakan suatu evolusi pada tempat tersebut
(Bertens, 2000). Soekanto (1990) mendefinisikan evolusi sebagai suatu perubahan
kecil secara pelan-pelan dan kumulatif yang terjadi dengan sendirinya dan
memerlukan waktu yang cukup lama. Evolusi dalam masyarakat adalah suatu
perubahan yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat tersebut untuk
menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan,
dan kondisi baru yang timbul searah dengan pertumbuhan masyarakat.
2.Etika
Utilitarianisme
Teori
utilitarianisme mengatakan bahwa suatu kegiatan bisnis adalah baik jika bisa
memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat. John S.Mill
dalam buku yang berjudul “Kamus Filsafat” mengatakan bahwa etika
utilitarianisme merupakan teori etika yang mengatakan bahwa hal-hal yang baik
merupakan hal yang bermanfaat, berguna, dan menguntungkan. Sebaliknya hal-hal
yang jahat dan tidak baik merupakan hal-hal yang merugikan, tidak bermanfaat
dan tidak menguntungkan, dari karena itu baik atau buruknya sesuatu ditentukan berdasarkan manfaat yang
diperoleh, berguna atau tidak berguna dan menguntungkan atau tidak
menguntungkan (Bagus, 2000).
3.Etika
Pragmatisme
Pragmatisme
berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan, perbuatan, dan
juga manfaat. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang berpendapat bahwa
kriteria kebenaran sesuatu yaitu, apakah sesuatu tersebut memiliki kegunaan
bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi tidak mutlak (
Hamersma, 2008).
4.Etika
Relativisme
Relativisme
berasal dari kata Latin, Relativus, yang berarti relatif. Sejalan dengan arti
katanya, secara umum relativisme berpendapat bahwa perbedaan manusia, budaya,
etika, moral, agama, bukanlah perbedaan dalam hakikat, melainkan perbedaan
karena faktor-faktor di luarnya. Sebagai paham dan pandangan etis, relativisme
berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah.
tergantung pada masing-masing orang dan budaya masyarakatnya. Ajaran seperti
ini dianut oleh Protagras, Pyrrho, dan pengikutpengikutnya, maupun oleh kaum
Skeptik. Relativisme dapat dibahas di berbagai bidang. Kesamaan yang dimiliki
oleh semua bentuk dan sub bentuk relativisme adalah keyakinan bahwa sesuatu misalnya
pengetahuan dan moralitas) bersifat relatif terhadap prinsip tertentu dan penolakan bahwa prinsip itu mutlak.
5.Etika
Deontologi
Deontologi
berasal dari kata Yunani “Deon”, berarti kewajiban. Suatu tindakan itu dapat
dikatakan baik bukan dilihat dari dinilai dan dibenarkan berdasarkan perilaku
atau tujuan dari tindakan tersebut, melainkan berdasarkan pada kewajiban yang
bertindak kepada orang lain seperti keinginan diri sendiri selalu berlaku baik
pada diri sendiri maupun orang lain.
Deontologi
merupakan teori etika yang menyatakan bahwa yang menjadi dasar bagi baik
buruknya suatu perbuatan adalah kewajiban seseorang untuk berbuat baik kepada
sesama manusia. Etika deontologi berbicara mengenai kewajiban pada diri
seseorang yang harus dijalankan dan diterapkan di masyarakat dimana tindakan
yang dilakukan harus sesuai dengan norma dan moral, tanpa memandang apakah hal
tersebut menguntungkan atau merugikan ( Bertens, 2010). Inti dari etika
deontologi yaitu sebuah tindakan yang dilakukan tanpa melihat dan
mempertimbangkan hal-hal yang menguntungkan, melainkan seseorang harus
melakukan suatu hal yang berhubungan dengan kewajiban. Bertens mengutip dari
gagasan Immanuel Kant yang merupakan salah satu tokoh ternama penggagas teori
etika deontologi. Inti dari konsep etika deontologi adalah sebuah tindakan yang
dilakukan tanpa adanya pertimbangan hal lain yang menguntungkan , tanpa adanya
suatu motif tertentu dar perbuatan tersebut, melainkan melakukan suatu hal yang
merupakan suatu kewajiban.
4.
Metode
Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan di dalam melakukan penelitian ini adalah jenis
penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah, disebut juga sebagai metode etnografi. Menurut Sugiyono (2010)
penelitian kualitatif biasanya dilakukan pada objek alamiah yang berkembang apa
adanya dan data yang digunakan untuk penelitian tidak dimanipulasi oleh
peneliti sehingga, kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada
objek tersebut.
5.
Pembahasan
Hasil
dari Implementasi Etika Bisnis pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa adalah etika
utilitarianisme pada pelanggan. Peneliti melihat adanya penggunaan etika
utilitarianisme yang dilakukan oleh pemimpin pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa
yang berhubungan dengan pelanggan dan dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini terbukti dari beberapa penelitian
yang dilakukan oleh peneliti kepada pelanggan. Dimana pelanggan mengatakan
bahwa perusahaan dalam menjalankan bisnisnya masih bersikap tidak adil di dalam
memenuhi hak para pelanggannya yaitu mengorbankan pelanggan minoritas demi
kepentingan pelanggan mayoritas. Lalu peneliti juga melihat adanya penerapan
etika deontologi yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan dalam menjalankan
hubungannya dengan karyawan dan distributor. Dimana perilaku pemimpin yang
bertanggung jawab atas pelaporan kepada distributor akibat ketidaksesuaian
barang yang dikirim dengan barang yang dipesan oleh PT. Pendawa Polysindo
Perkasa. Hal ini terbukti dari tindakan pemimpin yang masih mempunyai tanggung
jawab di dalam menjalankan bisnisnya. Peneliti juga menangkap bahwa pemimpin
sudah menerapkan perspektif etika deontologi yang berhubungan dengan para
karyawannya salah satunya adalah memberikan reward atau bonus kepada para
karyawannya yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Selain itu pemimpin
juga tidak pernah menurunkan gaji para karyawannya walaupun omzet dari
perusahaan sedang mengalami penurunan. Hal ini terbukti dari perkataan Aldo
sebagai manajer marketing dan Lisa sebagai kepala gudang.
Sementara
itu, peneliti tidak menemukan bahwa terdapat penggunaan perspektif pada etika
evolusionisme, pragmatisme, dan relativisme pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa
karena peneliti tidak mendapatkan fakta dan bukti yang terkait dengan ketiga
perspektif etika di atas.
10 Similar Designs of Sringin - Titanium Ring for Men
BalasHapusThis site is not hosted on official titanium exhaust tubing websites. You can find other snow peak titanium related titanium engagement rings for her and titanium belt buckle similar websites where you can find titanium pan similar