Senin, 29 Juli 2019

IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS PADA PT. PENDAWA POLYSINDO PERKASA


IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS PADA PT. PENDAWA POLYSINDO PERKASA



Kelompok: 1 (satu)
Nama Kelompok:
Afrian Wijaya           (10216285)
Laila Siti Khodijah    (13216989)
Rafi  fauzan               (15216942)
Rifqi Arif                   (16216394)

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
1.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan 5 prespektif etika dalam hubungannya dengan pemasok?
2.      Bagaimana sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan 5 prespektif etika dalam hubungannya dengan konsumen?
3.      Bagaimana sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan 5 prespektif etika dalam hubungannya dengan karyawan?
2.      Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan 5 prespektif etika dalam hubungannya dengan pemasok.
2.      Untuk mengetahui sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan 5 prespektif etika dalam hubungannya dengan konsumen.
3.      Untuk mengetahui sikap dan prilaku pemimpin PT. Pendawa polysido perkasa menggunakan 5 prespektif etika dalam hubungannya dengan karyawan.

3.      Pendekatan teori
5 prespektif etika bisnis :
1.Etika Evolusionisme  
Etika Evolusionisme adalah suatu konsep yang merupakan hasil dari suatu evolusi (Sunoko, 1992). Salah satu penggagas terkenal yaitu Herbert Spencer mengatakan bahwa manusia hanya mampu mengenal suatu gejala, walaupun dibelakang gejalagejala tersebut terdapat suatu dasar yang absolut sehingga suatu etika yang berkembang di suatu tempat merupakan suatu evolusi pada tempat tersebut (Bertens, 2000). Soekanto (1990) mendefinisikan evolusi sebagai suatu perubahan kecil secara pelan-pelan dan kumulatif yang terjadi dengan sendirinya dan memerlukan waktu yang cukup lama. Evolusi dalam masyarakat adalah suatu perubahan yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat tersebut untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul searah dengan pertumbuhan masyarakat. 
2.Etika Utilitarianisme
Teori utilitarianisme mengatakan bahwa suatu kegiatan bisnis adalah baik jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat. John S.Mill dalam buku yang berjudul “Kamus Filsafat” mengatakan bahwa etika utilitarianisme merupakan teori etika yang mengatakan bahwa hal-hal yang baik merupakan hal yang bermanfaat, berguna, dan menguntungkan. Sebaliknya hal-hal yang jahat dan tidak baik merupakan hal-hal yang merugikan, tidak bermanfaat dan tidak menguntungkan, dari karena itu baik atau buruknya sesuatu  ditentukan berdasarkan manfaat yang diperoleh, berguna atau tidak berguna dan menguntungkan atau tidak menguntungkan (Bagus, 2000).  
3.Etika Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan, perbuatan, dan juga manfaat. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang berpendapat bahwa kriteria kebenaran sesuatu yaitu, apakah sesuatu tersebut memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi tidak mutlak ( Hamersma, 2008).
4.Etika Relativisme
Relativisme berasal dari kata Latin, Relativus, yang berarti relatif. Sejalan dengan arti katanya, secara umum relativisme berpendapat bahwa perbedaan manusia, budaya, etika, moral, agama, bukanlah perbedaan dalam hakikat, melainkan perbedaan karena faktor-faktor di luarnya. Sebagai paham dan pandangan etis, relativisme berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah. tergantung pada masing-masing orang dan budaya masyarakatnya. Ajaran seperti ini dianut oleh Protagras, Pyrrho, dan pengikutpengikutnya, maupun oleh kaum Skeptik. Relativisme dapat dibahas di berbagai bidang. Kesamaan yang dimiliki oleh semua bentuk dan sub bentuk relativisme adalah keyakinan bahwa sesuatu misalnya pengetahuan dan moralitas) bersifat relatif terhadap prinsip tertentu  dan penolakan bahwa prinsip itu mutlak. 
5.Etika Deontologi
Deontologi berasal dari kata Yunani “Deon”, berarti kewajiban. Suatu tindakan itu dapat dikatakan baik bukan dilihat dari dinilai dan dibenarkan berdasarkan perilaku atau tujuan dari tindakan tersebut, melainkan berdasarkan pada kewajiban yang bertindak kepada orang lain seperti keinginan diri sendiri selalu berlaku baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Deontologi merupakan teori etika yang menyatakan bahwa yang menjadi dasar bagi baik buruknya suatu perbuatan adalah kewajiban seseorang untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Etika deontologi berbicara mengenai kewajiban pada diri seseorang yang harus dijalankan dan diterapkan di masyarakat dimana tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan norma dan moral, tanpa memandang apakah hal tersebut menguntungkan atau merugikan ( Bertens, 2010). Inti dari etika deontologi yaitu sebuah tindakan yang dilakukan tanpa melihat dan mempertimbangkan hal-hal yang menguntungkan, melainkan seseorang harus melakukan suatu hal yang berhubungan dengan kewajiban. Bertens mengutip dari gagasan Immanuel Kant yang merupakan salah satu tokoh ternama penggagas teori etika deontologi. Inti dari konsep etika deontologi adalah sebuah tindakan yang dilakukan tanpa adanya pertimbangan hal lain yang menguntungkan , tanpa adanya suatu motif tertentu dar perbuatan tersebut, melainkan melakukan suatu hal yang merupakan suatu kewajiban.
4.      Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan di dalam melakukan penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga sebagai metode etnografi. Menurut Sugiyono (2010) penelitian kualitatif biasanya dilakukan pada objek alamiah yang berkembang apa adanya dan data yang digunakan untuk penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga, kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
5.      Pembahasan
Hasil dari Implementasi Etika Bisnis pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa adalah etika utilitarianisme pada pelanggan. Peneliti melihat adanya penggunaan etika utilitarianisme yang dilakukan oleh pemimpin pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa yang berhubungan dengan pelanggan dan dalam menjalankan bisnisnya.  Hal ini terbukti dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti kepada pelanggan. Dimana pelanggan mengatakan bahwa perusahaan dalam menjalankan bisnisnya masih bersikap tidak adil di dalam memenuhi hak para pelanggannya yaitu mengorbankan pelanggan minoritas demi kepentingan pelanggan mayoritas. Lalu peneliti juga melihat adanya penerapan etika deontologi yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan dalam menjalankan hubungannya dengan karyawan dan distributor. Dimana perilaku pemimpin yang bertanggung jawab atas pelaporan kepada distributor akibat ketidaksesuaian barang yang dikirim dengan barang yang dipesan oleh PT. Pendawa Polysindo Perkasa. Hal ini terbukti dari tindakan pemimpin yang masih mempunyai tanggung jawab di dalam menjalankan bisnisnya. Peneliti juga menangkap bahwa pemimpin sudah menerapkan perspektif etika deontologi yang berhubungan dengan para karyawannya salah satunya adalah memberikan reward atau bonus kepada para karyawannya yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Selain itu pemimpin juga tidak pernah menurunkan gaji para karyawannya walaupun omzet dari perusahaan sedang mengalami penurunan. Hal ini terbukti dari perkataan Aldo sebagai manajer marketing dan Lisa sebagai kepala gudang. 
Sementara itu, peneliti tidak menemukan bahwa terdapat penggunaan perspektif pada etika evolusionisme, pragmatisme, dan relativisme pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa karena peneliti tidak mendapatkan fakta dan bukti yang terkait dengan ketiga perspektif etika di atas. 

1 komentar:

  1. 10 Similar Designs of Sringin - Titanium Ring for Men
    This site is not hosted on official titanium exhaust tubing websites. You can find other snow peak titanium related titanium engagement rings for her and titanium belt buckle similar websites where you can find titanium pan similar

    BalasHapus